Kontes menyanyi internasional terbesar di Eropa Timur ini, digelar di Kota Yurmala, Latvia, pada 28 Juli hingga 2 Agustus 2009. Siaran langsungnya bisa disaksikan di banyak negara, selain Latvia sendiri. Antara lain: Ukraina, Georgia, Belarus, Kazakstan, Finlandia, Perancis, Italia, dan Rusia. Babak final diikuti oleh 17 finalis yang berasal dari 14 negara. Sandhy adalah finalis pertama yang berasal dari wilayah Asia Tenggara.
Kita patut bangga, Sandhy tampil gemilang di ajang ini. Pada hari pertama, 11 (dari 12 orang) juri memberikan nilai sempurna alias 10 untuk suara dan penampilannya. Jumlah poin yang sama, diperoleh pada hari kedua. Pada hari ketiga, Sandhy bahkan bisa mendapat nilai sempurna dari semua juri! Para penonton yang hadir juga langsung berdiri dan memberi tepuk tangan panjang untuk putra Indonesia ini. Luar biasa, kan!
**
Bagaimana kisah perjalanan Sandhy, yang kemampuannya diakui Benua Eropa ini? Pada mulanya, Sandhy pergi ke California, Amerika Serikat. Setelah beberapa waktu, ia pergi ke Kota Berlin, Jerman untuk sekolah. Setelah selesai menempuh pendidikan ilmu arsitektur, 12 tahun yang lalu, Sandhy mengembangkan bakat musiknya. Ia merasa terinspirasi oleh band legendaris asal Inggris, The Beatles. Ia pun merasa memiliki kelebihan dalam bermain gitar dan menyanyi. Maka, ia mengamen di berbagai bar, kafe, dan subway. Tak mudah bagi Sandhy, merebut hati orang-orang Eropa, khususnya orang Jerman.
"Contohnya waktu di kafe. Habis nonton saya manggung, mereka paling cuma komentar begini, ‘Not bad'," cerita Sandhy.
Jalan masuk ke industri musik rekaman di Jerman terbuka lebar ketika Sandhy sukses menembus lima besar kontes menyanyi pop ternama di Jerman (seperti American Idol, namun di Jerman namanya cukup unik: SSDSDSSWEMUGABRTLAD/ Stefan sucht den Superstar, der singen soll, was er möchte, und gerne auch bei RTL auftreten darf). Sekadar info, acara yang dipandu oleh Stafan Rabb ini disiarkan oleh stasiun televisi ProSieben (Pro7), setiap Senin malam hingga Kamis malam.
Pada 2009, Sandhy merilis album Why Don't We. Album ini terasa kental dengan nuansa pop-blues. Lagu-lagu yang ada di dalamnya, antara lain Superstar (How Could We Not Love) dan Shine (featuring Dublex Inc). Ia sempat datang ke Jakarta, untuk mengenalkan album tersebut, sekaligus memperdengarkan lagu "Malam Biru", yang khusus diciptakannya untuk kita di Indonesia.
Mengenai keikutsertaannya di ajang International Contest of Young Pop Singer: Novoya Volna/New Wave, Sandhy menjelaskan bahwa dia mendaftarkan diri secara pribadi. Keiikutsertaannya tidak melalui pihak-pihak di Tanah Air, yang bisa menyertakan seniman Indonesia dalam lomba musik di luar negeri.
"Saya ikut atas nama pribadi," jelas Sandhy. "Tapi, karena saya dari Indonesia, saya terdaftar sebagai Sandhy Sondoro dari Indonesia."
Lalu tentang kemenangannya, Sandhy berkomentar, "Bagi saya kemenangan bukanlah hal yang utama. Hal terpenting bagiku adalah sambutan publik yang luar biasa; benar-benar di luar dugaan saya!"
Untuk selanjutnya, Sandhy memilih tetap berkarir di bidang musik. "Saya memang suka dan ingin main musik," tuturnya. Ia sangat bersyukur, hingga saat ini, dapat hidup berkecukupan dari pilihan karirnya tersebut.
**
Salam sukses luar biasa! Semoga Sandhy tetap bisa mengharumkan nama bangsa sekaligus menjadi inspirasi bagi banyak orang.
0 komentar: on " "
Posting Komentar