Latest Posts

Jumat, 18 Desember 2009

Azim Premji, Raja TI Yang Rendah Hati


Jika Anda berkesempatan datang ke India dan melihat sosok pria ini, mungkin Anda tak pernah menyangka siapa dia. Ia kadang berjalan-jalan seperti orang kebanyakan. Ia bahkan juga tak jengah untuk naik kendaraan umum atau taksi saat hendak bepergian. Ketika datang ke dari bandara, ia juga tak harus dijemput oleh pegawai atau karyawannya. Padahal, pria bernama Azim Premji ini adalah seorang multimilioner dari India. Ia bahkan masuk sebagai daftar 25 orang terkaya versi Forbes dan TIME.

Terlahir dari keluarga yang dianggap minoritas, Azim yang beragama Islam, sebenarnya menjadi pengusaha karena sebuah faktor keterdesakan. Sang ayah yang memiliki usaha minyak goreng meninggal saat Azim masih berusia 21 tahun. Ketika itu, ia yang baru lulus dari Universitas Stanford Amerika segera dipanggil pulang ke India untuk menggantikan posisi ayahnya.

Dalam usia semuda itu, Azim langsung diuji untuk meneruskan usaha keluarga yang sudah cukup berkembang kala itu. Namun, ternyata, usia yang muda membuat sejumlah orang merasa ragu dengan kemampuannya. Pada saat itulah, mampu menujukkan kedewasaannya. Dengan tangan dingin, Azim bertindak tegas membeli saham orang yang meragukan kemampuannya itu, dan mengganti dengan orang lain. Kemudian, ia juga memutar haluan core business usahanya dari usaha minyak goreng menjadi usaha berbasis teknologi informasi (TI). Sebab, dari pengalamannya menimba ilmu di Amerika, Azim menemukan bahwa TI akan menjadi unit usaha yang sangat menguntungkan di masa depan.

Azim kemudian membangun bisnis Wipro Technologies untuk mewujudkan visi ke depannya itu. Dan, seperti yang sudah terlihat hasilnya saat ini, Wipro di tangan Azim menjelma menjadi imperium bisnis di bidang TI yang sangat besar. Wipro Technologies bukan hanya menjadi perusahaan TI terbesar di India, bahkan termasuk salah satu yang terbesar di dunia.

Semua itu, menurut Azim bisa dicapai karena kerja tim. Karena itu, Azim sangat peduli pada pengembangan SDM bagi karyawannya. Untuk itu, ia membuat program Wipro’s Leadership Programs untuk mencetak tim dan pemimpin yang bisa diandalkan untuk membangun bisnisnya. Selain itu, di India, pria yang kini tinggal di Bangalore itu dikenal sebagai pelopor standar kualitas tertinggi bagi tiap unit bisnisnya. Sebagai salah satu bukti, Azim adalah orang pertama yang menerapkan sistem Six Sigma, sebuah pola manajemen moderen di perusahaannya. Wipro bahkan dinobatkan sebagai perusahaan penyedia layanan software yang mencapai level 5 standar SEI CMM, yakni level tertinggi dalam kategori layanan. Wipro juga mendapat predikat level tertinggi dalam kategori People Capability Maturity Model. Dengan pencapaian ini, Azim membuktikan, dengan mengedepankan kualitas dan integritas, siapapun bisa menjadi sukses di bidangnya.

Kini, meski memiliki kekayaan mencapai USD18.5 miliar atau sekitar Rp170 triliun, Azim tetap bersikap sederhana dan rendah hati. Ia bahkan tak pernah meminta diistimewakan, meski di perusahaannya sendiri. Ia bahkan tak punya tempat parkir khusus layaknya CEO lain. Dengan kekayaan itu, Azim juga menunjukan kepeduliannya pada dunia pendidikan. Ia berpendapat, India bisa maju jika SDM-nya juga maju tingkat pendidikannya. Karena itu, secara khusus raja teknologi India ini mendirikan Yayasan Azim Premji. Visinya, yaitu menyediakan pendidikan yang setara dan adil bagi semua golongan. Dari yayasan ini, ia telah menyekolahkan sekitar 1,8 juta siswa dari berbagai golongan dengan berbagai program pengembangan SDM.

Kesuksesan Azim Premji menunjukkan bahwa dengan mengedepankan kualitas dan integritas, seseorang bisa menggapai impiannya. Ia juga menunjukkan bahwa dengan kerja tim, sebuah hal yang biasa, bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Azim juga tak lupa bahwa semua orang punya hak yang sama untuk sukses. Karena itu, kepeduliannya membangun dunia pendidikan di India patut dijadikan contoh bahwa kesuksesan akan jauh lebih berarti jika bisa menularkan kesuksesan itu kepada orang lain. Luar Biasa!!!
read more...

PYGMALION

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni pahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kemahirannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya.
Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik. Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.”
  • Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”.
  • Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”
Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain. Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan.
Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.”
Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya. Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.
Misalnya,
  • Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
  • Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
  • Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.
Itulah sebabnya dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion. Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.

  • Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif sepertiitu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain. Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk.
  • Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk, kita akan menjadi curiga, “Barangkali ia sedang mencoba membujuk,”atau kita mengomel, “Ah, hadiahnya cuma barang murah.” Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.
  • Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita.”……..
Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai. Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam.
Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai. Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.
MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only………… how nice!!!!

  • Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betu menjadi judes.

  • Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.

  • Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.

  • read more...

    Kisah Ma Li dan Zhai Xiao Wei

    - Ma Li -
    Ma Li adalah seorang balerina profesional, yang sudah membangun karirnya sejak masa kanak-kanak. Ia berasal dari Provinsi Henan, China. Sayangnya, ketika berusia 19 tahun (tahun 1996), ia mengalami kecelakaan mobil. Akibatnya, lengan kanannya harus diamputasi. Kemudian, kekasihnya pergi meninggalkannya.
    Betapa bingung dan kecewanya Ma Li! Ia sempat mengurung diri di rumahnya selama berbulan-bulan. Namun, dukungan orangtua menguatkannya. Perlahan tapi pasti, ia melanjutkan hidupnya. Ia segera belajar melakukan mengurus diri dan rumahnya dengan satu lengan. Beberapa bulan kemudian, dia sudah membuka usaha, dengan mendirikan satu buah toko buku kecil.
    Pada tahun 2001, Ma Li kembali ke dunia tari yang dicintainya. Ini hal yang sulit, karena dengan hanya satu lengan, ia kurang bisa menjaga keseimbangan tubuhnya - khususnya ketika melakukan gerakan berputar. Namun Ma Li tidak putus asa. Ia terus berusaha, hingga akhirnya ia bisa menyabet medali emas pada kompetisi tari khusus untuk orang-orang yang memiliki kekurangan pada fisiknya. Menurut Ma Li, di kompetisi itu, selain mendapatkan prestasi, ia juga mendapatkan dukungan dari orang-orang yang senasib dengannya. Dari situlah, ia mendapatkan dorongan motivasi dan rasa percaya diri yang lebih besar.
    Ma Li
    Pada 2002, seorang laki-laki bernama Tao Li jatuh cinta pada Ma Li. Tapi Ma Li meninggalkannya karena khawatir kejadian masa lalu yang menyakitkan terulang kembali.
    Tao Li bukan pemuda yang mudah putus asa. Ia mencari Ma Li hingga ke Beijing, tempatnya meniti karir sebagai penari. Ketika bertemu kembali, pasangan ini tidak terpisahkan lagi.
    Ma Li dan Tao Li sempat jatuh bangkrut saat virus SARS menyerang China (November 2002 hingga Juli 2003). Sebab, pada masa itu, semua gedung teater/seni ditutup! Namun mereka tetap berjuang dan bangkit kembali.
    Setelah serangan virus SARS mereda, Tao Li mendapat izin resmi untuk menjadi agen Ma Li. Sambil berusaha mengembangkan diri dan usaha, kedua insan ini kerja sambilan sebagai pemeran figuran di berbagai lokasi syuting drama. Nah, pada suatu malam bersalju, keduanya pulang larut malam dan harus menghabiskan banyak waktu, untuk menunggu bus yang datang pada pagi hari. Agar tidak terlalu kedinginan, keduanya menari. Pada saat inilah, Tao Li mendapatkan ide untuk menciptakan tarian yang indah dan unik, tarian yang khas Ma Li. Ma Li setuju, dan mulai saat itu mereka mencari seorang penari pria (untuk menjadi pasangan menari Ma li) dan koreografer...
    -Zhai Xiao Wei-
    Pada umur 4 tahun, Zhai Xiao Wei sedang asyik bermain. Ia lalu mencoba memanjat sebuah traktor, lalu... terjatuh. Karena cedera berat, kaki kirinya harus diamputasi.
    Beberapa saat sebelum diamputasi , ayah Xiao Wei kecil bertanya pada putranya: "Apakah kamu takut?"
    "Tidak," jawab Xiao Wei. Ia kurang memahami arti amputasi.
    "Kamu akan banyak mengalami tantangan dan kesulitan," kata sang ayah.
    "Apakah itu tantangan dan kesulitan? Apakah rasanya enak?" tanya Xiao Wei.
    Ayahnya mulai menangis. "Ya, rasanya seperti permen kesukaanmu," katanya. "Kamu hanya perlu memakannya satu persatu." Setelah itu, sang ayah berlari keluar ruangan.
    Berkat dukungan orangtua dan lingkungannya, Xiao Wei tumbuh menjadi anak yang sangat optimis, periang, dan bersemangat. Kemudian, ia menjadi seorang atlet. Xiao Wei aktif di cabang olahraga lompat tinggi, lompat jauh, renang, menyelam, dan balap sepeda.
    -Pertemuan Ma Li dan Zhai Xiao Wei-
    Pertemuan itu terjadi pada bulan September 2005. Saat itu, Xiao Wei (21 tahun) sedang berlatih agar bisa tampil di kejuaraan balap sepeda nasional. Ma Li melihatnya dan merasa dialah partner menari yang cocok untuknya.
    Ma Li berlari ke arah Xia Wei dan mengajukan berbagai pertanyaan.
    "Apakah kamu suka menari?" Itulah pertanyaan pertama Ma Li.
    Xiao Wei terkejut sekali. Bagaimana mungkin dia, yang hanya punya satu kaki, melakukan kegiatan seperti menari? Selain itu, Xiao Wei mengira bahwa Ma Li adalah perempuan bertubuh normal. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat saat itu Ma Li mengenakan lengan palsu dan pakaian khusus untuk menutupi cacat tubuhnya.
    "Siapa namu kamu? Berapa nomor telepon kamu? Tinggal di mana?" begitulah selanjutnya pertanyaan-pertanyaan Ma Li. Xiao Wei diam saja - tidak menjawab sepatah kata pun. Maka, Ma Li memberikan selembar tiket pertunjukan tari kepada pria itu. Tawaran itu diterima.
    Dua hari kemudian, Xiao Wei berdiri terpesona di gedung pertunjukan tari. Ia terkesan sekali dengan tarian yang dipersembahkan Ma Li. Akhirnya, ia setuju untuk menari balet bersama. Untuk itu, ia rela pindah ke Beijing untuk berlatih bersama Ma Li.
    Selanjutnya, mereka latihan tiap hari, dari jam 8 pagi hingga 11 malam. Mulai dari melatih mimik wajah di depan cermin hingga gerakan-gerakan tari. Keduanya harus melalui masa-masa sulit, karena sebelumnya Xiao Wei tidak pernah menari. Sementara Ma Li sendiri, adalah seorang penari yang perfeksionis. Tahukah Anda, untuk mendapatkan gerakan "jatuh" yang tepat, Ma Li sampai rela dijatuhkan lebih dari 1.000 kali! Pada hari pertama berlatih "jatuh", gerakan benar yang pertama baru bisa dilakukan pada pukul 8 malam...
    Hand in Hand
     Hand in Hand
    Apa yang terjadi berikutnya, Anda tentu sudah mengetahuinya! Pada April 2007, mereka menyabet medali perak pada lomba tari "4th CCTV National Dance Competition" (saksikan videonya di AW Inspirational Video). Pasangan Ma Li/ Zhai Xiao Wei menjadi terkenal. Tarian "Hand in Hand" menjadi inspirasi bagi banyak orang. Apabila mau belajar dan berusaha mengatasi kekurangan yang ada pada diri kita, dan dengan tekun mengembangkan potensi diri, kita semua pasti mampu menjadi pemenang yang sesungguhnya!
    read more...

    Anak Terkuat di Dunia


    Giuliano Stroe (5 tahun) baru-baru ini diresmikan sebagai "anak terkuat di dunia" oleh Guiness Book of World Record. Ia mahir dan menyukai angkat beban, juga bisa berjalan dengan kedua tangan dengan kedua kaki menjepit bola besi. Tubuhnya pun lentur. Jangan lupakan juga, anak TK ini memiliki perut sixpack bak binaragawan profesional. Luar biasa!



    Giuliano adalah bocah keturunan Rumania yang besar di Roma, Italia. Sejak masih bayi, ia sudah dibawa ayahnya ke gym untuk melihat dan menemaninya berlatih. Kemudian, saat berusia dua tahun, sang ayah mulai melatihnya untuk membentuk tubuh dan kekuatan secara bertahap.
    Iulian Stroe (33 tahun), ayah anak luar biasa ini, memastikan bahwa latihan-latihan yang diterapkannya kepada sang anak sama sekali tak membahayakan. "Saya sendiri, sejak kecil juga berlatih keras seperti putra saya. Lihat, sampai sekarang saya baik-baik saja kok!" katanya.
    Iulian juga menambahkan, sampai sekarang pun, sekalipun sudah mahir dengan berbagai peralatan di gym, dia tak pernah membiarkan putranya berlatih sendiri. Alat-alat di gym ada yang berbahaya untuk anak-anak.
    "Lalu, kalau saya melihat Giuliano bosan atau jenuh berlatih, saya segera menghentikannya dan membawanya keluar gym untuk bermain. Permainannya yah... terserah apa yang dia suka."
    Giuliano sendiri, mengaku sama sekali tidak merasa terbebani dengan jadwal latihan. Di waktu senggang, dia suka menonton film kartun dan melukis. Dia juga tetap bebas bermain dengan teman-teman sebayanya. Pun, ia menikmati menjadi sosok terkenal. Misalnya, saat tampil di depan publik atau kamera. "Saya senang ketika mendapat tepuk tangan," akunya.
    Prestasi Giuliano mengingatkan masyarakat dunia pada Richard Sandrak, Si Hercules Kecil, yang juga asal Ukraina. Pada usia 6 tahun, ia sudah mampu mengangkat beban seberat 210 pounds (95,3 kilogram). Setelah pindah ke Amerika Serikat, ia menjadi aktor. Kini usianya 17 tahun. Dalam wawancara terbarunya, Sandrak mengaku tidak begitu tertarik lagi menekuni dunia hiburan dan binaraga.
    read more...
    Sandhy Sondoro (28 tahun), putra Indonesia asal Ciputat - Jakarta, sukses mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia. Pada awal Agustus 2009, ia sukses menyabet gelar JUARA UTAMA di ajang "International Contest of Young Pop Singer: Novoya Volna/New Wave".



    Kontes menyanyi internasional terbesar di Eropa Timur ini, digelar di Kota Yurmala, Latvia, pada 28 Juli hingga 2 Agustus 2009. Siaran langsungnya bisa disaksikan di banyak negara, selain Latvia sendiri. Antara lain: Ukraina, Georgia, Belarus, Kazakstan, Finlandia, Perancis, Italia, dan Rusia. Babak final diikuti oleh 17 finalis yang berasal dari 14 negara. Sandhy adalah finalis pertama yang berasal dari wilayah Asia Tenggara.
    Kita patut bangga, Sandhy tampil gemilang di ajang ini. Pada hari pertama, 11 (dari 12 orang) juri memberikan nilai sempurna alias 10 untuk suara dan penampilannya. Jumlah poin yang sama, diperoleh pada hari kedua. Pada hari ketiga, Sandhy bahkan bisa mendapat nilai sempurna dari semua juri! Para penonton yang hadir juga langsung berdiri dan memberi tepuk tangan panjang untuk putra Indonesia ini. Luar biasa, kan!

    Memang, perolehan angka Sandhy pada hari terakhir bisa disamai oleh Djamala, peserta perempuan dari Ukraina. Masing-masing berhak mendapat piala dan hadiah uang sebesar 50.000 euro (sekitar Rp700 juta). Namun, berdasarkan berbagai pertimbangan, dewan juri memutuskan bahwa Sandhy-lah pemenang utama kompetisi ini.
    **
    Bagaimana kisah perjalanan Sandhy, yang kemampuannya diakui Benua Eropa ini? Pada mulanya, Sandhy pergi ke California, Amerika Serikat. Setelah beberapa waktu, ia pergi ke Kota Berlin, Jerman untuk sekolah.
    Setelah selesai menempuh pendidikan ilmu arsitektur, 12 tahun yang lalu, Sandhy mengembangkan bakat musiknya. Ia merasa terinspirasi oleh band legendaris asal Inggris, The Beatles. Ia pun merasa memiliki kelebihan dalam bermain gitar dan menyanyi. Maka, ia mengamen di berbagai bar, kafe, dan subway. Tak mudah bagi Sandhy, merebut hati orang-orang Eropa, khususnya orang Jerman.
    "Contohnya waktu di kafe. Habis nonton saya manggung, mereka paling cuma komentar begini, ‘Not bad'," cerita Sandhy.

    Namun, Sandhy tak lekas putus asa. Ia begitu cinta pada musik. Ia juga seorang pekerja keras dan orang yang ulet. Maka, ia terus berjuang.
    Jalan masuk ke industri musik rekaman di Jerman terbuka lebar ketika Sandhy sukses menembus lima besar kontes menyanyi pop ternama di Jerman (seperti American Idol, namun di Jerman namanya cukup unik: SSDSDSSWEMUGABRTLAD/ Stefan sucht den Superstar, der singen soll, was er möchte, und gerne auch bei RTL auftreten darf). Sekadar info, acara yang dipandu oleh Stafan Rabb ini disiarkan oleh stasiun televisi ProSieben (Pro7), setiap Senin malam hingga Kamis malam.
    Pada 2009, Sandhy merilis album Why Don't We. Album ini terasa kental dengan nuansa pop-blues. Lagu-lagu yang ada di dalamnya, antara lain Superstar (How Could We Not Love) dan Shine (featuring Dublex Inc). Ia sempat datang ke Jakarta, untuk mengenalkan album tersebut, sekaligus memperdengarkan lagu "Malam Biru", yang khusus diciptakannya untuk kita di Indonesia.

    "Saya ke Indonesia hanya untuk say hello. Kalau (saya) bisa diterima, syukur. Kalau enggak, ya engga apa-apa," kata penyanyi yang memiliki tarikan suara sedikit serak ini. "Sebenarnya saya susah membuat lagu berbahasa lain (selain bahasa Inggris). Tetapi saya sengaja buat lagu pakai bahasa Indonesia. Lagu itu bercerita tentang kerinduan, dalam arti luas. Rindu kepada Indonesia, kekasih, dan lain-lain."
    Mengenai keikutsertaannya di ajang International Contest of Young Pop Singer: Novoya Volna/New Wave, Sandhy menjelaskan bahwa dia mendaftarkan diri secara pribadi. Keiikutsertaannya tidak melalui pihak-pihak di Tanah Air, yang bisa menyertakan seniman Indonesia dalam lomba musik di luar negeri.
    "Saya ikut atas nama pribadi," jelas Sandhy. "Tapi, karena saya dari Indonesia, saya terdaftar sebagai Sandhy Sondoro dari Indonesia."
    Lalu tentang kemenangannya, Sandhy berkomentar, "Bagi saya kemenangan bukanlah hal yang utama. Hal terpenting bagiku adalah sambutan publik yang luar biasa; benar-benar di luar dugaan saya!"
    Untuk selanjutnya, Sandhy memilih tetap berkarir di bidang musik. "Saya memang suka dan ingin main musik," tuturnya. Ia sangat bersyukur, hingga saat ini, dapat hidup berkecukupan dari pilihan karirnya tersebut.
    **

    Salam sukses luar biasa! Semoga Sandhy tetap bisa mengharumkan nama bangsa sekaligus menjadi inspirasi bagi banyak orang.
    read more...
    Mike Lazaridis (48 tahun) adalah seorang pengusaha sukses. Pada saat ini, oleh media cetak dan internet, ia dianggap sebagai salah satu orang paling penting dan berpengaruh bagi masyarakat dunia. Alasannya: ia penemu BlackBerry. Bersama dengan berbagai situs jaringan sosial, BlackBerry mampu mengubah pola/kebiasaan komunikasi masyarakat dunia.

    BlackBerry adalah perangkat genggam nirkabel (tanpa kabel) yang memiliki kemampuan telepon selular, ditambah fasilitas e-mail, SMS, faksimili, penjelajah internet, kamera, dan lainnya. 
    BlackBerry - berbekal sistem dan teknologi servernya yang unik - selalu bisa terhubung dengan internet. Jadi, dengan BlackBerrry, Anda bisa berkomunikasi sekaligus menerima/mengirim data dengan mudah...di mana saja!
    **
    Lazaridis adalah penduduk Waterloo, Kanada. Namun dia lahir di Istanbul, Turki. Lalu, kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.
    Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Ia menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
    Umur 12 tahun, Lazaridis mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minatnya terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara, dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang dianggapnya sebagai motivator paling baik. Guru-gurunya di sana jugalah, yang memimpikan bergabungnya fungsi perangkat elektronik (seperti telepon genggam), komputer, dan wireless.
    Tahun 1979, Lazaridis memutuskan kuliah di Universitas Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer. Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan perusahaan bernama Research in Motion (RIM). Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.
    RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.
    **

    Hal yang patut kita tiru, biarpun sudah sukses, Lazaridis tetap rendah hati dan tidak cepat puas. Ia tetap banyak belajar dan selalu melakukan riset. Maka tidak heran, ia tidak "hanya" menjadi seorang ahli teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia! Luar biasa!
    read more...

    You Decide Your Destiny

    Salah satu episode Kick Andy dengan tema "Melawan Nasib" kembali memberi pelajaran bagi saya. Semua narasumber yang hadir saat itu memiliki keterbatasan fisik, tapi apa yang terjadi pada diri mereka tidak menghentikan mereka untuk terus berjuang dan berkarya.
    Pak Sidik misalnya, seorang produsen kerupuk berbahan dasar singkong. Meskipun beliau tidak memiliki kedua kakinya, bukan berarti ia meratapi nasibnya. Tetapi justru sebaliknya, ia mau berjuang. Ia menjajakan barang dagangannya ke koperasi dan toko-toko menggunakan sepeda motor dengan desain khusus. Salah satu kalimat terlontar yang saya ingat adalah beliau mengatakan, "Kita yang menentukan nasib kita, bukan orang lain." Jangan pernah minder atau berkecil hati dengan apa yang terjadi, yakinkan diri Anda bahwa Anda pun juga bisa berkarya.
    Saya dibuat kembali terenyuh dengan cerita dari narasumber lain bernama Pak Zulhadi. Seorang tuna netra yang tak kenal lelah menjajakan kerupuk bangka dari pagi hingga sore dengan berjalan kaki hanya menggunakan bantuan tongkat. Motivasinya sangat sederhana yaitu ingin menyekolahkan anak-anaknya agar kelak dapat berhasil dan menjadi "orang". Beliau mengatakan, yang penting mau berusaha dan tidak meminta-minta. Sebuah tekad yang luar biasa. Ia tidak menjadi pemalas karena fisiknya, tapi ia justru membuktikan bahwa ia masih mampu bekerja dengan keterbatasan fisiknya.
    Sahabat yang setia, saya belajar banyak dari tayangan ini. Mungkin Anda juga sempat menyaksikan acara ini dan merasakan semangat yang luar biasa ditularkan oleh narasumber yang hadir. Beberapa hal yang menjadi catatan saya untuk menjadi bahan refleksi diri kita:
    1. Bersyukur atas apa yang kita miliki.
    Tak satu pun narasumber yang hadir menjawab YA ketika ditanya oleh Bung Andi F. Noya (pembawa acara), "Apakah menyesal dilahirkan cacat, dan menganggap hidup ini tidak adil?" Mereka semua mensyukuri apa yang ada, dan menerima anugrah yang diberikan oleh Tuhan. Sebuah sikap mental yang luar biasa. Sebuah ajakan bagi saya dan kita semua untuk menghargai apa yang kita miliki dan memfokuskan apa yang bisa kita lakukan, dan bukan sebaliknya: fokus pada apa yang tidak bisa kita lakukan.

    2. Terus Berjuang

    Apapun yang melanda hidup kita, tak semestinya kita menyerah. Saudara-saudara kita yang memiliki keterbatasan fisik saja masih terus berjuang tak kenal lelah dari pagi hingga sore. Nah, bagaimana dengan kita yang masih dilengkapi dengan fisik yang normal, apakah kita sudah memberikan yang terbaik dari dalam diri kita?
    Semoga ini menjadi pembelajaran kita semua, termasuk saya. Mari kita mulai menghargai ciptaan Tuhan dengan tidak menyia-nyiakan apa yang sudah diberikan-Nya. Kita dianugerahi pikiran, berikan yang terbaik. Kita dianugerahi kedua tangan dan kaki, lakukan tugas dengan baik.
    3. Selalu memiliki Pengharapan
    Yang membuat mereka bertahan dan berjuang tak kenal lelah karena mereka memiliki sebuah pengharapan. Apa yang mereka lakukan tidak untuk diri mereka sendiri, tapi untuk keluarga dan anak-anak tercinta mereka. Hidup ini bisa dilihat sebagai kondisi yang gelap gulita atau kondisi yang cerah, tergantung bagaimana seseorang melihatnya. Mereka yang mematikan harapan dalam hidupnya melihat segala sesuatunya gelap. Mereka yang terus menyalakan harapan dalam hidupnya melihat sebuah terang.
    Pembaca yang setia, jangan matikan harapan Anda. Yakinkan diri Anda bahwa ada sebuah terang yang menanti kehidupan Anda kelak. Apapun yang terjadi dalam hidup Anda saat ini, ingatlah Dia yang di atas tidak akan meninggalkan engkau sendirian.
    Semoga ini semua dapat menjadi bahan renungan kita semua untuk lebih mensyukuri, menghargai apa yang kita miliki sekarang dan tidak berhenti untuk selalu berharap karena itu semua yang akan selalu memotivasi kita untuk terus berjuang dan berkarya bagi orang-orang yang kita cintai.
    read more...